Re-Shared, Sikap Seorang Muslim Terhadap Tahun Masehi
Jadi intinya saya ingin memberi pemahaman terlebih dahulu ke arah mana postingan ini tertuju.
Jadi saudara, saya ingin menekankan bahwa disini saya akan membahas mengenai sikap seorang muslim, catet sikap seorang muslim, terhadap suatu objek peristiwa, disini sebut saja tahun masehi.
Contoh kasusnya, yang baru kita lewati, yaitu bergantinya tahun masehi 2018 menuju 2019.
Banyak polemik, isu, bahkan gencar berita, media sosial, yang secara kontradiktif adanya pro kontra dikalangan masyarakat luas.
Yang menjadi polemik adalah hukum dari perayaan saudara sebangsa kita bangsa INDONESIA yaitu non muslim, bagaimana?
Apakah boleh ?
Apakah tidak boleh ?
Sebagian ulama dengan hujjah-nya dan keilmuan-nya berpendapat boleh
Dan sebagian ulama lain dengan hujjah-nya dan keilmuan-nya berpendapat tidak boleh
Ingat !!!!
Saat ini 90% artikel tentang agama sering dihibungkan berbau politik, dengan alasan dekatnya tahun pemilu.
Tapi saya bantah terlebih dahulu
Postingan saya dibuat, bukan karena kontestasi politik, semua postingan saya murni berdasarkan apa yang saya pahami, dan kami sudah memilik term of service di laman page ini TOS OF Blog
Okeh, jika anda sudah paham dari laman Disclaimer kami, silahkan lanjutkan, apabila tidak setuju dengan Laman Page kami, semua pilihan kembali pada anda, your own risk.
Saya sendiri beragama muslim (ISLAM) sejauh selama apa yang saya pahami dari berbagai sumber dengan sanad yang jelas.
Sikap saya sendiri, menyikapinya dengan biasa, artinya pada hari tersebut menurut saya bukanlah hari spesial, tetapi hari biasa seperti hari-hari sebelumnya, not is special. Karena saya punya tahun Hijriah.
Lantas bolehkah kita sebagai muslim memeriahkan tahun masehi ?
Sebelum saya menjawab saya ingin bertanya terlebih dahulu ?
Pernahkah 1 Muharram Mereka saudara sebangsa kita non muslim turut campur ?
Mereka punya agama, mereka punya tahun.
Kita punya agama, dan kita punya tahun.
Jadi ????
Hidayatul akri, semua manusia hidup diberi akal, silahkan anda simak postingan ini dan godok secara evaluatif sehingga menghasilkan sikap yang objektif.
Tidak perlu diributkan sebenarnya, mungkin maksudnya tidak toleran adalah, saya melarang yang punya tahun.
Maksudnya ?
Sikap saya terhadap tahun masehi menurut pandangan saya, adalah tidak boleh untuk muslim sendiri. Tapi saya juga tidak melarang saudara sebangsa kita non muslim merayakanya.
Begitupun tahun hijriah saudara..
Sikap mereka terhadap tahun hijriah adalah tidak boleh, oleh karenanya tidak pernah ada di 1 muharram arak-arakan non muslim pake bedug gitu, tapi mereka juga tidak melarang dengan apa yang kita muslim rayakan.
Menurut saya Toleransi bernegara disini sudah didapat. Lantas apa lagi yang harus diperdebatkan dari polemik tahun ?
Dan perlu anda ketahui, mereka saudara sebangsa kita yang non muslim, kemungkinan besar bukanlah salah satu yang berpolemik, karena dengan atau tanpa ada polemik pun mereka mempunyai agenda nya sendiri.
Jadi, disini kita harus mulai pandai memilah dan memilih mana boleh dan mana tidak boleh, mana toleransi mana intoleransi, mana memaksakan kehendak dan mana tidak, karena agak riskan postingan yang merujuk pada pembahasan tentang beginian saudara, tapi dengan hati teguh dan tulus untuk menopang pengetahuan umum, khususnya bagi saudara satu akidah, satu keyakinan, dan umumnya untuk semua.
Terima kasih sudah mampir, semoga postingan ini tidak membawa dengki, dan penjelasan ini, membawa terang dihati, sehingga dihayati dengan kepala yang dingin sekali.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته